Skip to content

SEARCHING (2018): Should You Watch It?

Akhir-akhir ini banyak sekali film bagus yang tayang. Aku sendiri sudah beberapa kali ke bioskop sepanjang bulan Agustus kemarin. Tapi, rasanya, pengalaman nonton Searching tempo hari menurutku paling berkesan dan worth the money. Ini tontonan menghibur sekali dan disajikan dengan cara yang segar. Wah gimana itu?

searching poster (src harkespan.blog.dinus.ac.id)
Sumber: Blog Coretan Kesukaan

Pertama, kita lihat ceritanya dulu. David Kim (John Cho) yang kehilangan istrinya, Pamela, beberapa tahun lalu sekarang tinggal sendiri dengan Margot Kim (Michelle La), putrinya. Suatu malam, Margot izin pulang malam via video chat ke bapaknya karena kerja kelompok. Ternyata, esok harinya dia tidak pulang. Kontan David menghubungi sana-sini untuk bertanya ke mana perginya Margot. Karena tidak ada kejelasan, diteleponlah polisi, dan Detektif Vick (Debra Messing) pun turun untuk membantu David menemukan putrinya.

Sekilas membaca sinopsis di atas, rasanya ini model cerita “orang hilang” yang toh kita sering nonton di film-film lainnya. Tapi, tunggu dulu! Yang membedakan dengan film detektif/thriller sejenis adalah cara penuturan ceritanya. Kita sebagai penonton menyaksikan interaksi antar tokoh dan aksi-aksi mereka seolah lewat komputer  dan gawai yang dipakai para karakternya.

Andaikata film ini dituturkan dengan cara sinema pada umumnya, mungkin reaksi pemirsanya tidak akan seheboh ini (sebab buat ukuran film thriller Barat, penontonnya kupantau lumayan banyak). Bahkan, Joko Anwar yang kita kenal sebagai sutradara jempolan pun kagum dan mengajak pengikut Twitter-nya nonton Searching. Ada pengalaman baru ketika kita sebagai penonton bisa mengikuti bagaimana David mencari-cari kontak di komputer Margot yang bisa dihubungi atau ketika dia mencoba-coba menggunakan situs private streaming dan kagok sendiri. Kepingan-kepingan misteri disajikan dalam bentuk informasi di internet, layaknya saat kita sedang stalking gebetan lewat Googling atau buka-buka medsosnya. Unch~

Sebetulnya gaya bercerita dengan menggunakan sudut pandang komputer atau gawai nggak benar-benar baru. Yang nonton serial Black Mirror mungkin akan langsung kebayang episode Shut Up and Dance. Ada juga film televisi Cyberbully (2015) yang dibintangi Maisie Williams (a.k.a Arya Stark). Tapi, yang membuat Searching inovatif adalah bahwa ini pertama kalinya teknik sudut pandang siber ini dipakai dalam film thriller.

Untuk soal gambar dan suara, rasanya nggak ada yang perlu dibahas. Visualnya malah cenderung low-budget, karena memang film ini sendiri nggak membutuhkan adegan-adegan aksi dan soundtrack yang hebat-hebat. Dengan model  penceritaan seperti ini pun, film besutan Aneesh Chaganty ini juga sudah hebat kok.

david searching (src the verge)
Sumber: The Verge

Alur yang dibawakan juga menarik buat disimak. Solusi akhir dari misteri ini pun pastinya akan bikin orang terkejut, meskipun nggak konvensional. Agak di luar pakem film misteri pada umumnya, walaupun plot device serupa pernah dipakai di salah satu ceritanya Agatha Christie. Cerita yang mana? Ya jangan dikasih tahu, dong. Nggak seru nanti. Hehehe. Menurutku sendiri ada beberapa hal yang janggal dari ending-nya, karena ada banyak hal yang nggak sinkron. Tapi, ya, tetep bikin deg-degan sih nontonnya.

So, should you watch it?

You really should! It’s a very entertaining watch overall, dan mungkin akan jarang kita temukan film-film yang segar, menghibur, dan “di luar pakem” seperti ini. Bagi yang suka atau belajar film/media/cultural studies, tontonan ini wajib ‘ain hukumnya buat disimak dan kalau perlu dianalisis sekalian.

Published inThoughts

2 Comments

  1. Yup, film ini sebagus (atau lebih bagus dari) yang diharapkan. Jadi kebayang kalo orang profiling medsos dan laptop saya, kira2 data apa yang bakal dikumpulkan.. 🙄

    • Betul Om hehehe. Sepanjang film aku cuma bisa mbatin, “Kok bisa-bisanya David kepikiran/inget browsing pake cara gini ya?”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

In word we trust