Skip to content

Flash Fiction #2

Setiap planet memiliki orbitnya masing-masing. Setiap kerumunan burung pergi ke arah yang mereka tuju. Begitu pula dengan setiap pejalan di pinggiran kota ini. Aku melihat mereka lalu-lalang di jalanan yang sepi dari hewan tunggangan dan kereta kuda. Semuanya terlihat sibuk, semua punya sesuatu atau seseorang yang sedang menunggu mereka.

Tapi tidak dengan aku. Tidak? Aku berjalan tanpa arah, nyaris terhuyung-huyung dengan jubahku yang sudah tercabik-cabik. Kelaparan membuatku harus berjuang bahkan hanya untuk sekedar berpikir. Ya, aku memang tak punya tujuan. Tidak ada seorang atau sesuatupun yang menungguku, akulah yang menunggu. Menunggu gerombolan bajingan itu datang dan mencabut nyawaku.

Satu hal yang pasti: aku harus lari. Aku mengambil mencabut pedang di pinggangku dari sarungnya, menopang gagangnya dengan kedua tanganku sekuat yang aku bisa. Dan mulai berlari.

Published inFictional works

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

In word we trust