@GNFI : Hari ini,66 tahun lalu, Bandung mjd buah bibir para pejuang krn pengorbanannya yg luar biasa. #BandungLautanApi
Sebenarnya kalau dipikir-pikir, memperingati suatu peristiwa yang sudah terjadi itu tidak ada artinya. Kalau Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, dan kita akan merayakan kemerdekaan negara kita yang ke-67 pada tanggal 17 Agustus 2012 nanti. Tapi apa hubungannya tanggal 17 Agustus 1945 dengan 17 Agustus 2012? Karena 67 tahun yang lalu di tanggal yang sama Pak Soekarno membacakan proklamasi? Itu kan kalau kalendernya masehi, bagaimana kalau kalender hijriyah atau saka? Atau malah kalender Julian atau Yahudi?
Kalender, jam, hari, dan ukuran waktu lainnya hanya hasil ciptaan manusia untuk mengukur seberapa jauh jarak kita dengan masa lalu dan masa depan. Sedangkan waktu sendiri pada dasarnya adalah sesuatu yang tidak bisa kita ketahui secara kuantitatif. Kita hanya bisa membedakan antara yang sudah berlalu dengan yang akan datang dengan batas waktu kini (the present). Kalender hanya mengambil suatu waktu sebagai titik acuannya (misalnya, peristiwa hijrah Rasulullah atau lahirnya Isa Al-Masih menurut keyakinan Kristiani) dan mulai penghitungannya dari sana. Entahlah, filsafat tidak habis-habisnya bicara soal waktu, dan bahasan soal waktu memang biasanya njelimet.
Seperti apa yang pernah kita pelajari, sejarah tidak bisa diulang kembali. Kita sebenarnya hanya mengingat suatu peristiwa di saat yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan peristiwa yang kita peringati itu. Indonesia merdeka hanya sekali, kita lahir dari rahim ibu juga hanya sekali. Intinya, peristiwa apapun hanya terjadi sekali dan tidak akan ada yang menyamainya.
Leave a Comment