Skip to content

Month: July 2016

Sajak-sajak tanpa nama

Catatan dikit:
Ini hasil mengumpulkan catatan-catatan dari zaman jahiliah. Memang kalau dirasa-rasa sekarang jadi terlalu sentimental. Ditanya maksudnya apa, saya pun sudah agak lupa. Tapi, timbang saya, daripada jadi himpunan kata-kata mubazir mending dihibahkan saja untuk memelihara blog yang sudah hidup-segan-mati-tak-mau ini.

/1/

dalam hitam kelam
wajahmu semakin muram
barangkali tak kuasa menahan
guncang yang masih senyap
lalu pucat pasi
dan hilang disambut
rayuan malam

/2/

saat langit-langit terbujur kaku
dan lantai kasur tak menjawab padaku
pudarlah semua kata
walau belum terucap
nah, masihkah aku mengharap
rinduku akan menginap di sisimu?

/3/

makin lama terhimpit
kalau perlu hentakkan kaki
mencari arti dan apa lagi
tapi aneh: semua tenang saja
tiada hingar bingar
tidak perlu siapa-siapa

/4/

entah sehari, entah dua hari
mungkin berminggu-minggu lagi
semua harapmu tak kunjung kemari
lalu pupus dan sekalian pergi

/5/

meski rupamu yang ingin kurengkuh
hanya bayangmu yang mampu kudekap
kerlapan sinar matamu yang membias
ruang hati kecil di sisi kalbuku
walau kelak manis ini tak abadi
setidaknya telah kaukenalkan aku
pada laku-lampahnya dunia
dan kau ledakkan lidahku
yang biasa dengan tawarnya
keseharian

/6/

ka u sel alu me mint aku m enge ja s et iap
k ata mesk i k au tah u a ku bi sa
me ngiri ngim u t anp a
ta nd a bac a

/7/

kelak desir waktu yang bakal bertiup
membawa kapal ke negeri tak dikenal
kelak gemerlap bintang yang akan bersinar
menuntun hati melintas lautan
sedih dan menyesal, tak usahkan
cukuplah bekal doa dan kenangan
dan di bibir dermaga
biar kita bertemu kembali

Leave a Comment
In word we trust