Skip to content

Month: May 2012

“Sekolah Lain-Lain”

Tadi pagi, aku melihat-lihat hasil tryout SMA RSBI yang diadakan sekolah hari minggu kemarin. Hari itu aku sempat bercakap-cakap dengan beberapa peserta tryout. Banyak yang ternyata berasal dari luar kota Surabaya. Meskipun pagu (jumlah diterima) yang disediakan untuk pendaftar sekolah dari luar kota hanya satu persen dari total pagu (SMA-ku berpagu 300, jadi kuota untuk siswa luar kota hanya 3 siswa saja), tapi sepertinya tidak mengurangi semangat mereka untuk tetap mengejar pendidikan di metropolitan ini. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional yang memiliki citra prestisius hanya tersedia di kota-kota tertentu. Sehingga tidak aneh jika banyak siswa luar kota yang mendaftarkan diri ke sekolah-sekolah RSBI.

Peringkat satu dan dua diraih oleh siswa dari salah satu SMP bergengsi (dan tentu juga RSBI) dalam kota. Bukan hal istimewa, namanya juga main di kandang sendiri. Peringkat 3 diraih oleh siswa yang berasal dari SMP Lain-Lain. Sebentar, SMP apa ini? Berdasarkan pengalamanku mengurus pengisian LJK di sebuah even lomba sekolah,  SMP Lain-Lain ini didapat karena sekolah asal dari peserta ini tidak mendapat kode sekolah untuk ditulis di LJK. Yang mendapat “gelar” seperti ini biasanya adalah sekolah yang bisa dibilang tidak begitu terdengar namanya atau yang mendaftarnya terlambat (tapi yang terlambatpun biasanya juga dari sekolah yang kurang terkenal). (Disclaimer: aku nggak tahu sistem pengerjaan tryout ini, dan cuma bisa mengira berdasarkan pengalaman.)

Beberapa hari silam, sempat ada pernyataan dari mantan Menteri Pendidikan Daoed Joesoef tentang RSBI. Dalam pernyataan beliau yang dimuat di Detik, beliau mengatakan:

“RSBI dan SBI sama saja dengan menimbulkan kekastaan. Karena secara tidak langsung telah menyiapkan dua jenis kelompok yaitu, kelompok cerdas yang begitu rupa, dan kelompok kedua, adalah kelompok yang sekadar penonton belaka dalam pembangunan nasional. Ini jelas telah melanggar azas demokrasi pendidikan,”

Kata pengkastaan sering digunakan pengkritik RSBI ketika membandingkan sekolah RSBI dengan “sekolah lain-lain”. Sebagaimana dinyatakan oleh salah satu orang terkenal di era Orde Baru ini, RSBI menyebabkan pendidikan tidak merata. Siswa tidak akan mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang setara. Ketimpangan pun pasti akan terjadi di kemudian hari. Sekolah RSBI akan semakin maju dengan lulusan-lulusan yang punya nama besar, sementara sekolah-sekolah lainnya hanya akan jalan di tempat dengan lulusan yang biasa-biasa saja.

Beberapa dari kita sepertinya sudah sering mendengar perkataan,  “kalau ada pahlawan lewat, harus ada yang bertepuk tangan di pinggir jalan“. Ibaratnya, RSBI  diprogram untuk menciptakan pahlawan sedangkan “sekolah lain-lain” hanya akan menciptakan orang-orang yang bertepuk tangan di pinggir jalan. Akan timbul kasta cerdik cendekia dan kasta rakyat biasa. Bukankah ini mirip dengan kondisi Bumiputera dengan rakyat jelata pada masa kolonial dulu? Mereka sama-sama bangsa Indonesia, tapi benar-benar berbeda peradabannya.

5 Comments

Egois

Banyak orang mengatakan sifat egois itu buruk. Orang yang egois selalu mengutamakan dirinya sendiri dan ingin agar situasi menguntungkan dirinya. Entah sudah berapa orang yang bilang kalau aku egois. Meski nadanya memvonis, tapi tuduhan mereka tidak salah.

Tapi aku belum bisa menerima bahwa egois itu sifat yang buruk. Egois itu sifat alami manusia. Hal yang pertama kali disadari oleh manusia adalah dirinya sendiri. Dan kesadaran ini yang membuat manusia dibedakan dari hewan (meski secara biologis, manusia tetap termasuk hewan). Karena punya kesadaran diri, seharusnya orang memikirkan tentang dirinya dahulu sebelum memikirkan hal lain di sekitarnya. Menghilangkan sifat egois sama saja dengan mencabut kesadaran dari benak kita sendiri.

Kenyataannya, egois bukan lawan kata dari rela berkorban. Orang yang memikirkan dirinya sendiri belum tentu tidak sudi berkorban untuk orang lain. Tapi sebelum menolong orang lain, ia harus menolong diri sendiri dulu. Banyak orang yang dicap egois hanya karena ia berusaha menolong dirinya sendiri. Kita memang tidak boleh bersikap tak acuh pada orang lain. Tapi bagaimanapun juga, siapa yang paling tahu soal kita kalau bukan diri kita sendiri?

4 Comments

2005 dan 2007

[2005]

Sukses adalah cita-cita atau impian yang mengkristal menjadi tujuan.Yang dijabarkan menjadi rencana dan dilaksanakan dengan kerja keras, keuletan, niat baik, dan keyakinan.Karena keyakinan, aku menjadi sangat berani. Keberanian akan memberikan kekuatan sehingga aku bertarung sepenuh kekuatanku dan menang.

Aku akan berpikir bukan lamanya waktu yang aku gunakan, melainkan waktu yang aku gunakan untuk apa. Dan bukan yang aku lakukan yang bermakna, melainkan apa yang aku berikan untuk orang lain. Dalam mencapai tujuan, aku perlu bertindak dengan kelembutan hati. Sukses tidak selalu dibangun oleh upaya sendiri. Di balik semua pencapaian, terselip pengorbanan orang lain. Hanya bila aku melakukan dengan kebaikan hati, siapapun rela berkorban untuk keberhasilanku.

Kebesaranku tidak terlihat ketika aku berdiri dan memberi perintah. Tetapi ketika aku berdiri sama tinggi dengan orang lain untuk mengeluarkan yang terbaik dari mereka untuk menjadi sukses. Inilah kepemimpinan yang sejati.

Jangan berharap bisa mencapai langkah keseribu apabila langkah pertama tidak dilakukan. Aku takkan pernah terlarut dan terbuai mimpiku. Aku akan bekerja dan terus berusaha. Dan di sinilah aku akan mengawali niat suciku, langkah pertamaku untuk menjadi seorang pemimpin.

[2007]

Aku adalah seorang manusia
yang bertujuan untuk hidup di dunia ini
Mencapai kemenangan, atas prestasi diri
Namun, bukan berarti sukses
Karena sukses adalah suatu hal yang sukar diraih
Butuh pengorbanan besar tuk mencapainya
Sukses bukan berasal dari diri sendiri
Melainkan atas bantuan dari orang-orang di sekitar kita
Yang mau merelakan waktu dan tenaganya
Untuk membantu mencapai cita-cita

Aku adalah seorang pemimpin
Yang selalu meminta pertolongan
Kepada Sang Penguasa di alam semesta
Yang selalu berkaca pada bayang-bayang hitam
Tuk menutupi bekas luka yang kelam

Pemimpin tidak hanya bicara, namun juga bekerja
Tidak hanya bekerja, namun berdo’a
Tidak hanya berdo’a namun berusaha
Karena dibalik semuanya tersimpan rahasia il’ahi

Aku hanya segumpal tanah
Yang diselimuti oleh tulang belulang
Dan diisi oleh darah yang mengalir
Namun aku tak boleh hanya diam
Aku harus berusaha mencapai yang ku inginkan
Aku akan terus belajar dan berusaha
Tuk menjadi pemimpin yang bijaksana
Karna tlah tertanam di hatiku
Dan aku yakin AKU BISA
AKU BISA

Leave a Comment

Allah Tidak Perlu Dibela?

Tuhan tidak perlu dibela, Dia Maha Perkasa. Artinya apa? Tinggalkan amar ma’ruf nahi munkar. Maka semua para ulama itu melakukan hal yang keliru. Karena pada amar ma’ruf nahi munkar, dalam rangka membela Allah dan agama Allah. Dan artinya tinggalkan perintah Allah. “Intansullaha”, jika kamu menolong Allah [surat Muhammad (47) ayat 7]. Allah memuji orang yang menolong Allah dan Allah perintahkan agar menolong Allah, kok ini malah mengatakan, “jangan tolong Allah”.

Leave a Comment

Ayo!

bergegaslah, masih ada segenggam

malam tersisa

memang ini sudah malam

tapi sudah biasa

mumpung masih jam sepuluh

malam saat ini

ambillah segalanya untukmu

lalu buanglah sisanya ke dalam mimpi

bergegaslah, karena bantal telah menanti

segala keluh kesah yang kautinggal mati

setidaknya untuk saat ini

beban itu tak perlu dibawa ke sini

mumpung masih ada barang waktu

sebelum hatimu menjadi batu

karena tak semua orang punya itu

jatah jam tidur barang satu

Leave a Comment

In word we trust